Jangan berkecil hati atau bahkan menganggap diri anda sendiri teramat
bodoh hanya gara-gara ditipu orang lain. Karena tipu menipu hal yang
sangat wajar (meski kurang ajar) di zaman serba instant seperti sekarang
ini. Sudah menjadi rahasia umum jika rakyat selalu ditipu para pejabat
pemerintah. Tapi, bagaimana jika seorang rakyat jelata bisa berhasil
menipu kaum elite di pemerintahan? Berikut
5 kasus penipuan yang
dilakukan rakyat terhadap pejabat tinggi negara:
1. SBY dan Blue Energy
Sejumlah ilmuwan menilai Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY)
‘tertipu’ dalam kasus blue energy (energi biru). Seorang pria asal
Nganjuk, Joko Suprapto, mengaku bisa memproduksi minyak mentah dari air.
Dari biang minyak itu bisa dihasilkan bahan bakar sekelas minyak tanah
hingga avtur.
Presiden SBY yakin itu merupakan sumbangan Indonesia bagi dunia, di
tengah makin meroketnya harga minyak. Sementara, negara dibikin pusing
tujuh keliling oleh dampak dari kenaikan itu. Karuan saja, sejumlah
pihak, termasuk para ilmuwan, menyesalkan informasi yang belum valid
bisa diterima oleh SBY. Kabarnya Joko kini dilaporkan ke polisi.
2. Soekarno dan ‘Raja Kubu
Penipu ‘masuk Istana’ ternyata punya sejarah yang
cukup panjang. Baiklah kita mulai pada tahun 1950-an, pada masa
pemerintah Presiden Soekarno. Ada seseorang yang mengaku Raja Kubu —
suku anak dalam di Jambi. Tidak tanggung-tanggung, dia memberi gelar
dirinya Raja Idrus dan istrinya Ratu Markonah.
Pasangan ‘suami istri’ itu, entah bagaimana prosesnya, mendapat
pemberitaan pers, termasuk foto-foto keduanya. Maka, sejumlah pejabat
negara memberikan penghormatan luar biasa pada ‘raja’ dan ‘ratu’
tersebut.
Rupanya ada seorang pejabat yang menghubungi Presiden Soekarno dan
kemudian memperkenalkannya. Di Istana, ‘suami-istri’ yang sebenarnya
adalah penarik becak dan pelacur itu sempat diterima sebagai tamu
kehormatan di Istana Merdeka. Mereka juga diberi uang, menginap dan
makan gratis di hotel-hotel mewah. Termasuk mengunjungi Kraton
Yogyakarta dan Surakarta.
Kedok penipuan mereka terbongkar saat berjalan-jalan di Jakarta. Ada
seorang tukang becak yang mengenali ‘Raja’ Idrus, teman seprofesinya di
Tegal. Sedang sang ‘maharani’ juga terbongkar berprofesi sebagai pelacur
kelas bawah di kota yang sama. Konon, keduanya bertemu di sebuah warung
kopi di Tegal. Kemudian sepakat untuk menjalankan aksi penipuan itu.
Keistimewaan Markomah selalu memakai kaca mata hitam baik siangmaupun
malam. Rupanya sebelah matanya picek.
3. Soeharto dan Bayi Mengaji
Pada masa Soeharto, di era 1970-an, juga terjadi penipu kelas kakap.
Penipunya bernama Cut Zahara Fona, asal Aceh. Meski tidak tamat SD, dia
memiliki ide jenius. Dia, yang selalu mengenakan kain batik, mengklaim
bahwa janin yang ada diperutnya bisa berbicara dan mengaji.
Karuan saja, kabar itu menggegerkan masyarakat, apalagi diberitakan
secara luas di surat kabar dan majalah. Konon, tiras sebuah harian
ibukota terdongkrat naik, karena tiap hari membuat berita tentang ‘bayi
ajaib’ di perut Cut Zahara.
Masyarakat yang banyak berdatangan pun rela untuk nguping di perutnya
yang dilapisi kain untuk mendengar ‘bayi ajaib’ itu berbicara atau
mengaji. Bukan hanya rakayat biasa, ada juga pejabat yang meyakininya.
Termasuk Wakil Presiden Adam Malik yang mengundang Cut Zahara ke Istana
Wapres. Bahkan, Menteri Agama KH Mohamad Dachlan termasuk orang yang
meyakininya. Untuk meyakininya, ia menyatakan bahwa Imam Syafi’ie selama
tiga tahun berada di kandungan ibunya.
Cut Zahara Fona dan suaminya pernah diperkenalkan oleh Sekdalopbang
(Sekretaris Pengendalian Pembangunan) Bardosono kepada Presiden Soeharto
dan Ibu Tien Soeharto. Perkenalan ini dilakukan di Bandara Kemayoran
setelah keduanya tiba dari lawatan luar negeri. Tapi, rupanya Ibu Tien
termasuk orang yang kurang yakin terhadap ‘bayi ajaib’-nya Cut Zahara
Fona. Apalagi wanita Aceh itu menolak ketika hendak diperiksa di RSCM.
Konon, Ibu Tienlah yang menggeledah dan mendapatkan bahwa bicara dan
mengaji itu hanya berasal dari tape recorder kecil yang disisipkan di
perut Cut Zahara. Kala itu memang belum banyak perekam suara sekecil
milik Cut.
Meskipun kedoknya terbongkar, ‘bayi ajaib’ tersebut bukan hanya
mendapat perhatian masyarakat Indonesia, tapi juga dunia internasional.
Hingga ada permintaan dari Pakistan agar Cut dan suaminya berkunjung ke
sana. Bahkan, ada yang meramal ‘bayi ajaib’ itu, bila lahir akan menjadi
Imam Mahdi.
4. Gus Dur dan Tukang Pijat
Setelah tidak terdengar kasus Istana pada masa Presiden BJ Habibie, yang
memang pendek masa jabatannya, pada masa Presiden Abdurahman Wahid (Gus
Dur) kembali terjadi penipuan yang mengaitkan Istana Negara. Pelakunya
adalah Soewondo, yang biasa keluar masuk Istana karena jadi tukang pijat
Gus Dur.
Orang yang dianggap ‘dekat’ dengan orang nomor satu di Indonesia itu
berhasil menipu Yayasan Dana Kesejateraan Karyawan (Yanatera) Badan
Urusan Logistik (BULOG) dan dituduh membobol uang yayasan hingga Rp 35
miliar. Soewondo sempat kabur, namun kemudian ditangkap polisi di
kawasan Puncak, Jawa Barat. Pengadilan memvonisnya 3,5 tahun penjara.
Kasus tersebut sempat menyita perhatian khalayak dan menjadi senjata
pamungkas bagi lawan-lawan politik Gus Dur, yang membantah telah
memerintahkan pencarian dana itu. Namun, akhirnya Gus Dur lengser juga
dari jabatannya gara-gara kasus yang dikenal dengan istilah Buloggate
tersebut.
5. Menteri Agama dan Harta Karun
Pada masa Presiden Megawati, skandal ‘penipuan’ kembali terjadi. Kali
ini yang diperdaya adalah Menteri Agama Kiai Said Agil Almunawar.
Menteri yang bergelar profesor dan hafidz Alquran ini memimpin
penggalian situs di Batutulis Bogor yang diyakini memendam harta karun
yang nilainya dapat untuk membayar seluruh utang negara.
Menurut Said Agil, Presiden Megawati mengetahui rencana penggalian
situs bersejarah yang konon peninggalan Kerajaan Pajajaran
itu. Sayangnya, harta karun yang dicari hanya pepesan kosong. Said Agil
sendiri kini masih ditahan dalam kasus tuduhan korupsi uang haji.
Moga-moga penghuni Istana yang menjadi lambang kebanggaan bangsa,
negara dan rakyat Indonesia, itu tidak lagi menjadi korban penipuan
Post a Comment